Klik Gambar Untuk Mendownload Artikel : Rampook...Rampook...!!
Home »
Certia Dewasa
» Rampook...Rampook...!!
Rampook...Rampook...!!
Siang hari di sebuah rumah kosong, kembali saya mematangkan
rencana yang telah kami susun dengan kedua anak buahku. Kali ini sasaran
kami adalah sebuah rumah mewah yang terletak dibilangan Jakarta
Selatan. Kami adalah sekawanan perampok yang menjunjung tinggi kode etik
perampok, artinya tidak pernah tercampur dengan tindak criminal
lainnya. Sebagaimana para netters ketahui bahwa di zaman yang serba
sulit saat ini, sangatlah sakit rasanya bila harus menahan lapar tiap
hari sementara banyak orang di luar sana yang sanggup mengeluarkan uang
ratusan ribu rupiah untuk sepiring nasi. Bahkan jauh lebih kenyang
rasanya makan di Warteg daripada makan sepiring nasi yang berharga
ratusan ribu tersebut. Setidaknya itulah bandingan kekontrasan yang
terlihat di negara ini. Saya tidak katakan tidak setuju mereka menikmati
hasil jerih payah mereka. Dan tentu saya setuju kalau itu mereka
dapatkan dengan kerja keras mereka. Dengan berkaca pada situasi inilah
saya juga ingin merasakan paling tidak setengah dari keadaan tersebut.
Tentu dengan kerja keras juga, hanya mungkin caranya berbeda. Jika
mereka merampok dengan menggunakan dasi dengan wajah penuh damai, kami
merampok dengan cadar dengan wajah tertutupi. Itulah salah satu factor
pendorong terbesar sehingga terbentuklah kelompok ini. Tepat jam 00.30
kami telah siap siaga di depan rumah mewah yang menjadi sasaran kami
dini hari ini. Dengan cekatan saya merintis jalan masuk ke rumah yang
diikuti anak kedua anak buahku. Satpam yang sedang ngantuk saat itu
dengan mudah kami ikat. Tentunya kami tidak mengalami kesulitan masuk ke
rumah ini karena hal ini kami adalah ahlinya. Rumah yang serba mewah
dengan perabotan yang serba mewah pula. Terdapat beberapa kamar yang
harus kami periksa satu persatu. Dari tiga kamar kami berhasil
melumpuhkan tiga orang yang menurut perkiraanku adalah pembantu. Terdiri
dari dua wanita dan satu laki-laki yang kemungkinan supir pribadi di
keluarga itu. Kami sampai diruangan yang cukup besar yang kurasa adalah
ruang tamu. Terdapat photo keluarga yang terdiri dari lima orang, yakni
suami istri, anak perempuan dua dan satu laki-laki yang kira-kira
berumur dua puluhan. Berpedoman pada photo tersebut, berarti kami harus
membekuk lima orang lagi. Akhirnya kamar yang laki-laki dapat kami
temukan dan langsung kami ikat dan satukan dengan para pembantu tadi.
Dan selanjutnya kami temukan kamar para wanita bersebelahan. Kami
mengikat para gadis yang mengenakan pakaian tidur tersebut. Sekilas
wajah mereka tampak tidak kalah dengan para artis dan sangat seksi
dengan pakaian tidur mereka. Tapi karena hal ini telah terbiasa bagi
kami sehingga menganggapnya angin lalu saja. Yang penting bagaimana
melaksanaakan aksi ini dengan sukses. Karena kami kesusahan mencari
kamar tidur utama, maka kami paksa mereka untuk menunjukkannya.
Tampaknya si gadis yang lebih tua tegar juga dan tidak mau mengaku.
Kesal bercampur gemas, saya tangkap buah dadanya. "Auw.. Jangan..!"
katanya tiba-tiba. Sebagai lelaki normal, Berdesir darahku manakala
memegang buah dada yang ternyata tidak muat digenggamanku. Mungkin
karena dia memakai pakaian tidur membuat buah dadanya tidak terlihat
menonjol. Seperti terhipnotis dengan buah dadanya tersebut, tangan saya
tetap membetot kedua buah dadanya dan mata kami saling melotot. Tetapi
akhirnya aku tersadar dan lanjut bertanya. "Dimana kamar orang tuamu..
Jawab! Aku tak ingin menyakiti kalian!" kataku dengan lembut tapi tegas.
"Di atas.." akhirnya dia menjawab juga. Dengan sigap kami naik ke atas
dan mendapati beberapa kamar. Tapi tentunya siapapun dapat menebak mana
kamar utamanya. Dengan berbagai kunci yang kami punya akhirnnya kami
dapat membuka pintu kamar tersebut dengan tidak meninbulkan suara
berisik. Saya melihat dua sosok tubuh yang lagi tidur pulas di atas
tempat tidaur yang sangat mewah. Setelah saya mendekat dan mengarahkan
pistol di kepala si suami, saya berikan kode ke anak buahku agar
menyalakan lampu utama. Kemudian kamar itu terang benderang. Saya kaget
setelah dapat melihat dengan jelas wajah si suami tersebut. Siapa yang
tidak mengenal dia di negeri ini. Bukankah dia salah satu pejabat di
negara ini? Kenapa tadi saya tidak memperhatikan photo keluarga tadi?
Ingin rasanya mundur, tapi sudah terlanjur basah dan tentunya ini akan
sangat memalukan bagi para perampok lain bila berita ini terdengar besok
dengan judul "Sekawanan perampok menghentikan aksinya setelah mengenali
wajah korbannya". Sangat mencoreng profesi perampok bila hal ini
terjadi. Berarti aksi ini harus dituntaskan. Kembali saya amati kedua
tubuh suami istri yang terlentang dengan menggunakan baju tidur itu.
Kuamati pelan istrinya dengan seksama. Wajah yang sangat cantik keibuan
sama halnya seperti ibu-ibu pejabat yang terhormat. Walau kutaksir sudah
berumur kepala empat, tapi siapapun lelaki pasti masih bergairah
melihat tubuh seperti ini. Terlihat tonjolan di dadanya yang lumayan
besar. Pandanganku turun ke bawah.. Seerr.. Berdesir jantungku melihat
salah satu kakinya tertekuk ke samping yang membuat kakinya agak
mengangkang sehingga baju tidurnya tersingkap sampai ke pangkal pahanya.
Terlihat ujung celana dalamnya yang tentunya menutupi vaginanya.
Warnanya hitam. Berlagak serius kusuruh anak buahku keluar kamar untuk
mencari barang-barang berharga dengan meyakinkan aku sanggup mengatasi
yang dua ini. Tidak dapat kuingkari lagi kalau detak jantungku sangat
keras. Dilain pihak saya menghormati komitmen perampok terhormat yang
saya pegang kuat. Tapi siapa laki-laki normal yang tahan melihat hal
seperti ini? Sensasi yang semakin kuat membuat aku perlahan mendekatkan
wajahku ke pangkal paha itu. Perlahan kuendus ujung vagina yang terlihat
itu, uhh.. Semakin dekat sampai ujung hidungku menyentuh tonjolan
vagina yang masih terbungkus celana dalam itu. Perlahan kusingkapkan
lagi baju tidurnya ke atas. Pelan-pelan semakin tampak gundukkan vagina
istri pejabat tersebut. Saya singkapkan terus sampai ke pinggang tanpa
membangunkan orangnya, sementara Pak pejabat masih mendengkur. Ternyata
celana dalam yang dipakai ibu pejabat ini hanya sanggup menutupi
setengah gundukan vaginanya. Setengah bagian atas gundukan vaginanya
terbuka sampai terlihat sedikit garis yang membelah vagina itu yang
ditumbuhi rambut halus. Perlahan kujulurkan lidahku ke gundukan vagina
yang sangat tebal itu. Kuusap-usapkan lidahku beberapa kali dari bawah
ke atas sampai celana dalam itu basah. Akibatnya tonjolan clitoris
vagina nyonya pejabat itu terlihat berbayang. Sengaja kuhindarkan
persentuhan lidahku dengan kulit ibu pejabat itu biar dia tidak
terbangun. Pinggul Bu pejabat itu bergerak perlahan kesamping yang
membuat pahanya semakin terbuka. Sementara batang zakarku yang sudah
tegang terasa sakit karena terjepit dengan celana dalamku. Kuambil
gunting dari kantong peralatan. Perlahan kusisipkan ujung gunting ke
balik celana dalamnya secara mendatar sehingga celana dalam itu
terpotong. Tampaklah bentuk vagina ibu pejabat itu secara utuh. Vagina
yang sangat tebal terbelah panjang dengan clitoris yang mencuat keluar
dari bibir vagina itu dihiasi dengan bulu-bulu halus rapi diseputar
bibir vaginanya. Nafsuku yang semakin tinggi membuat aku semakin berani.
Kujilati langsung belahan vagina ibu pejabat itu. Kuusapkan lidahku
dari bawah dekat dengan lubang anusnya sampai ke ujung clitorisnya.
"Akh.." tiba-tiba mulut ibu pejabat itu mendesis dan pinggulnya
menghentak saat lidahku menyentuh clitorisnya. Kuhentikan jilatanku
karena kukira dia terbangun. Kutunggu sesaat ternyata terdengar lagi
dengkuran halusnya. Terus kujilati belahan vaginanya dengan rakus,
lubangnya yang merah tua dan juga sampai ke pinggir gundukan vaginanya
sampai ke pangkal pahanya. "Akh.. Akh.. Akh.." mulai terdengar desisan
istri pejabat itu dan pinggulnya mulai bergerak naik turun mengikuti
irama jilatanku di vaginanya. Sedangkan vaginanya sudah semakin
membengkak sehingga terlihat semakin menggembung ke atas dan basah.
Mungkin dia lagi bermimpi sedang bersetubuh dengan Pak pejabat saat ini.
Tak tahan lagi dengan batang zakarku yang terjepit, kukeluarkan melalui
resleting celanaku. Sambil menjilati vagina Bu pejabat sementara
tanganku mengocok batang zakarku. Kulihat lubang vagina nyonya pejabat
itu mulai mengeluarkan lendir berwarna bening agak putih. Kupercepat
kocokanku pada penisku sampai kurasakan mendekati puncak sementara
pinggul istri pejabat itupun semakin cepat begerak, turun naik dan
kadang berputar halus. Kuhentikan jilatanku pada vaginanya ternyata
pinggul itu terus bergerak. "Ouhhss.. Aakhh.. Oohh.." desisan nyonya itu
terdengar semakin berat. Perlahan aku berdiri sambil mengocok batang
zakarku. Pelan-pelan kudekatkan penisku ke vagina Bu pejabat itu. Ujung
penisku mulai menyentuh bibir vaginanya dan perlahan kepala penisku
kuarahkan ke lubang vagina istri pejabat itu. Karena goyangan pinggulnya
membuat kepala penisku beberapa kali meleset dari lubang vaginanya.
Akhirnya kepala penisku bisa juga tepat di lubang vaginanya yang telah
menganga itu. Terasa vaginanya hangat. Dan mulai kutekan perlahan.
"Bless" Amblas kepala penisku tepat di lubang vagina yang sudah seperti
ingin menelan batang zakarku. Tapi kalau kumasukkan semua nanti bisa
membangunkannya. Akhirnya penisku hanya ku gosok-gosok saja dari lubang
vaginanya sampai ke clitorisnya. "Aahh.. Oohh.. Akhh.." desisan yang
keluar dari mulut ibu pejabat itu semakin sering. Dan aku juga semakin
cepat dan kasar menggesek-gesek kepala penisku di bibir vaginanya.
Beberapa menit kemudian terlihat pinggul ibu pejabat itu semakin naik ke
atas yang membuat kepala penisku terbenam di lubang vaginanya. Sesaat
kepala penisku terbenam di lubang vaginanya, kurasakan kepala penisku
seolah digigit lubang itu dan kurasakan kedutan-kedutan vaginanya. Dan
"seerr.. Seerr.. Seerr.. Serr" begitu kurasakan cairan keluar dari
vagina istri pejabat itu menyirami kepala penisku. Dan kurasakan juga
spermaku hendak mau tumpah. Karena ruang gerakku terbatas, kutekan saja
batang zakarku ke lubang itu dan.. "Crroott.. Crroott.. Crott.. Crot."
spermaku menyembur begitu banyaknya kusemprotkan ke lubang vagina nyonya
pejabat itu. Sebentar kemudian kubersihkan kepala penisku dengan
mengusapkannya ke clitoris dan gundukan vaginanya. Lega dan terasa
ringan rasanya badanku sekaligus sedikit lemas. Kumasukkan penisku ke
dalam celanaku dan kututupi kembali vagina istri pejabat itu dengan
menurunkan baju tidurnya sementara celana dalamnya kumasukkan ke
kantongku. "Bos, sepertinya penyimpanan uang dan barang berharga ada di
kamar ini." Tiba-tiba anak buahku masuk ke dalam kamar. Untung semuanya
telah selesai sehingga wibawaku dapat terjaga. "Oke.. Mari kita ikat
kedua orang ini" kataku. Kemudian kami mengikat suami istri itu yang
sekali gus membangunkan mereka. "Siapa kalian?!" suara Pak pejabat
setengah membentak. "Diam dan patuhi perintah kami biar tidak ada yang
terluka," kataku dengan berwibawa yang membuat ciut nyali Pak pejabat
itu. Pertama kami mengikat Pak pejabat dengan kedua tangannya ke
belakang dan kakinya juga dengan posisi duduk dan kaki tertekuk.
Sementara istrinya sangat katakutan melihat todongan pistol kami.
Sepertinya dia tidak sadar kalau tidak mengenakan celana dalam lagi.
Sementara saya mengikat istrinya, kedua anak buahku memeriksa semua
lemari yang ada di kamar itu. Kedua tangan si nyonya kuikat ke depan
tapi tersambung dengan ikatan pada kedua kakinya sehingga dia tidak bisa
duduk. Mereka kami taruh di lantai yang berlapis karpet mewah itu.
Mereka tentunya takut berteriak karena todongan pistol kami. Setelah
kami menemukan barang-barang berharga dan sejumlah uang tunai,
secepatnya kami bergegas meninggalkan mereka. Kusuruh anak buahku duluan
mengantar barang-barang tersebut ke mobil kami. Mereka kira aku tidak
memperhatikan, mereka meronta-ronta hendak melepaskan tali pengikat.
Tapi tiba-tiba aku menoleh ke mereka yang membuat mereka langsung
terdiam. Mungkin karena berusaha melepaskan tali, membuat baju istri
pejabat itu tersingkap sehingga memperlihatkan pantatnya yang bulat.
Posisinya tertidur menyamping dengan kaki dan tangan terikat jadi satu.
Sehingga aku dapat melihat lekukan pinggulnya yang sangat indah. Kulihat
pantatnya yang berhadapan denganku saat itu. "Ooohh.." tiba-tiba aku
tersentak melihat pantatnya yang bulat. Vaginanya terjepit diantara
kedua belah pahanya. Terlihat wajah kedua suami istri itu cemas dengan
apa yang akan kulakukan. Mereka heran bagaimana bisa sang nyonya tidak
mengenakan celana dalam lagi. Perlaha kudekatkan wajahku ke belahan
pantat dan vagina si nyonya yang terjepit pahanya. Kembali jantungku
berdebar kencang tak teratur. Siapa yang tahan lihat pemandangan seperti
ini. Wajah si nyonya tampak semakin cemas saja melihat aku mulai
mengendus vaginanya. "Tolong jangan sentuh istriku, ambillah semua yang
ada asal jangan kau ganggu istriku.." kata Pak pejabat memohon. Bukannya
aku tak berperasaan, tetapi apapun rasanya tak sanggup untuk
menggantikan vagina istrinya yang telah membuat birahiku naik.
Kujulurkan lidahku sampai menyentuh bibir vagina si nyonya yang
sekaligus menyentuh clitorisnya yang keluar dari bibir vaginanya.
"Auwww.. Jangan.. Kumohon.. Jangan sentuh aku.." kata si nyonya memohon.
Dengan posisi seperti ini, berarti dia memunggungi aku. Dia berusaha
menoleh ke arah wajahku yang mulai menjilati vaginanya. "Auhh.. Jangan..
Auhh.." katanya dengan suara memelas dan kegelian. Aku tak perduli
lagi, kali ini aku mau merasakan vaginanya secara utuh, sebagai balasan
yang tadi. Kembali kujilati bibir-bibir vaginanya sambil mengelus- elus
bongkahan pantatnya yang bulat besar. Terlihat belahan pantatnya
membelah sampai ke vaginanya, sungguh pemandangan yang sangat indah.
Sementara batang zakarku kembali tegang. Segera kubuka semua pakaianku
tanpa melepas cadar zorro ku. Sepertinya Pak pejabat sudah pasrah,
mungkin sebagai lelaki dia dapat merasakan apa yang kurasakan, yaitu
nafsu yang harus dituntaskan. Untuk itu sia-sia saja dia memohon bila
sudah sejauh ini. Kemudian kubuka pakaian tidur istrinya dengan
mengguntingnya. Terpampanglah tubuh nyonya pejabat yang sangat mulus dan
putih. Kugunting lagi BH nya dan tersembullan buah dadanya yang lumayan
besar dan sudah mulai mengeras. Kedua tanganku meraba buah dadanya dari
samping. Kuremas- remas dengan gemasnya. "Akhh.. Jangan.. Akhh.." saya
jadi merasa lucu tidak bisa membedakan larangan atau erangan yang keluar
dari mulutnya. Sambil meremas buah dadanya, kuciumi tengkuknya sampai
ke punggungnya yang membuat bulu romanya merinding. "Akhh.. Tolong..
Jangan teruskan.. Akhh.." katanya lagi berusaha menghentikanku.
Sementara badannya menggeliat-geliat merespon ciumanku. Ciumanku terus
turun menyusuri pinggangnya yang ramping sampai ke buah pantatnya.
Kujilati buah pantatnya dua-duanya. Kugigit daging pantatnya yang
kenyal. "Auwww.. Sakit.." erangnya kesakitan. Kususupkan kepalaku ke
pusarnya yang terjepit diantara ikatan tangan dan kakinya. Kujangkau
sedapat mungkin bagian depan vaginanya sampai bagian itu basah dengan
ludahku. Puas dengan itu, kembali kedua tanganku meremas dua buah
pantatnya sementara mulutku melumat bibir vaginanya yang terjepit tanpa
tersisa. Lubang vaginanya mulai mengeluarkan lendir bening, pertanda dia
juga mulai terangsang. Kujilati kedua batang pahanya yang mulus dan
kembali lagi ke lubang vaginanya. Kucoba memasukkan lidahku ke lobang
vaginanya. "Auw.. Jangan.. Akhh.. Jangan.." dia mulai menangis tapi
seperti kenikmatan juga. Mungkin karena di depan suaminya membuat dia
tersiksa antara menikmati tapi takut dengan suaminya. Sebenarnya aku
masih ingin berlama-lama dengan tubuh nyonya pejabat ini tapi karena
keburu pagi dan anak buahku terlalu lama nunggu dan bisa curiga,
akhirnya aku berusaha menuntaskannya. Tubuhku kurebahkan dan
mensejajarkan dengan posisi tubuhnya dimana bagian tubuhnya yang sebelah
kiri berada dibawah. Dia memunggungiku sementara badanku menghadap
punggungnya. Perlahan kupaskan posisi selangkanganku dengan pantatnya
yang membuat batang zakarku menyentuh belahan pantat dan bibir
vaginanya. Tanganku yang kiri kususupkan dari bawah tubuhnya sampai
dapat menggenggam buah dadanya sebelah kiri. Kupegang dengan erat yang
membuat dia mengerang. "Akhh.. Aaku mau diapakan.." tanyanya. Tangan
kananku mulai menggenggam batang zakarku dan mengarahkannya ke lubang
vaginanya yang terjepit pahanya. "Auw.. Jangan.. Tolong.. Jangan
dimasukkan.." katanya sambil menjauhkan vaginanya dari penisku yang
mulai menyentuh bibir vaginanya. Biar tidak bergerak, kuangkat kaki
kananku dan meletakkan diatas pinggulnya serta mengunci pergerakannya.
Setelah tenang kembali kuarahkan batang zakarku ke lubang vaginanya.
Perlahan kuselipkan kepala penisku ke lubang vaginanya, dan.. "Auw..
Jangan.. Kumohon jangan masukkan.." katanya mengerang. Tapi aku tak
perduli lagi, kutekan pantatku sampai kepala penisku terbenam di
jepitang lubang vaginanya. "Pah.. Gimana donghh.. Ini.." katanya sambil
menoleh ke suaminya yang wajahnya memerah. Tapi Pak pejabat tidak bisa
berkata apa- apa lagi. Kurasakan kepala penisku sudah mantap terjepit di
lubang vaginanya, kemudian tangan kananku meraih buah dadanya yang satu
lagi. "Tolong.. Jangan.. Tekaann.. Auw.." tiba- tiba dia menjerit
ketika kutekan penisku hingga batang zakarku amblas semuanya yang
membuat tubuhku sampai melengkung. "Bleessek" suara batang zakarku
menyusuri liang vaginanya. Sesaat kudiamkan penisku didalam liang
vaginanya. Kuciumi tengkuknya dan berusaha menciumi bibirnya tapi tidak
sampai. Perlahan kuayun pantatku mengocok vaginanya. Karena terjepit
pahanya membuat lubang vaginanya agak keset dan nikmat sekali rasanya.
"Akhh.. Hentikan.." katanya masih menangis berusaha menolak nikmat yang
semakin dia rasakan. Kupercepat ayunan pantatku membuat badannya
terdorong-dorong ke depan. "Auw.. Auwww.. Akhh.." erangannya keluar
setiap penisku kudorong kedepan. "Akhh.. Pahh.. Tolongin.. Pahh..
Akhh.." tiba-tiba kurasakan tubuhnya mengejang, pahanya semakin keras
menjepit kontolku. Badannya semakin menggulung ke depan menyebabkan
badanku semakin ikut melangkung karena tertarik kontolku yang dijepit
kuat vaginanya. "Akkhh.. Pahh.." erangnya disaat kurasakan kepala
zakarku disirami oleh cairan orgasmenya didalam liang vaginanya.
Kemudian dia lemas dan pasrah ketika semakin cepat kugoyang tubuhnya.
Pak pejabat sekilas kulihat malah menonton keluar masuknya batang
zakarku di vagina istrinya. Nampak wajahnya merah padam, mungkin ikut
terbawa suasana juga. Beberapa menit kemudian aku ingin menuntaskan
permainan ini. Kupercepat kocokan penisku di vaginanya, sampai
menimbulkan bunyi, blessep.. bleessep.. blep, perpaduan antara batang
zakarku dengan lubang vagina ibu pejabat itu. Sesaat kemudian kudekap
erat tubuhnya. Kedua tanganku dengan kuat membetot buah dada nyonya
besar itu. "Auwww.." jeritnya kaget merasakan ketatnya genggaman
tanganku di buah dadanya. Kemudian kaki kananku kembali kuletakkan di
atas pahanya dan menjepitnya dengan kuat. Dengan pegangan yang kuat
terhadap buah dadanya dan disertai jepitan kakiku di sekitar pahanya,
kutekan penisku perlahan ke dalam liang vaginanya sampai mentok
terganjal buah pantatnya. Walaupun sudah mentok, kudorong terus sekuat
tenaga sampai tubuhnya terdekap dengan sangat kuat oleh tangan dan
kakiku. "Akhh.. Ohh.. Ampuunn.." erangnya masih dengan malu-malu
mengeluarkan ekspresi kenikmatannya. Kelihatannya dia juga hendak
orgasme yang kedua kalinya. Kurasakan dia juga mendorong pantatnya
dengan kuat agar batang zakarku lebih dalam masuk ke laing vaginanya.
"Akhh.." erangan suaraku sangat berat melepaskan spermaku ke liang
vaginanya. "Cabuutt.. Jang.. an.. Keelluuaarrkhaann.. Di.. Dal.. lam.."
katanya disaat spermaku muncrat didalam rahimnya tetapi sudah tidak
kuperdulikan lagi. Spermaku terasa muncrat menembaki dinding rahimnya
yang membuat banjir liang vaginanya. "Aukhh.. Akhh.. Oohh.." tiba-tiba
tubuhnya juga mengejang sampai melengkung ke depan. Kurasakan lagi
semprotan cairan orgasmenya menyirami kepala penisku. "Ahh.." erangnya
lagi di sisa-sisa orgasmenya sementara masih terasa kedutan vaginanya
mengurut-urut batang zakarku. Tubuh kami berdua melemas. Untuk sesaat
masih kudekap tubuhnya dan membiarkan batang zakarku tetap terbenam
didalam liang vaginanya. Kami berdua terdiam dan dia juga tidak
memperdulikan suaminya lagi. Mungkin ini kenikmatan yang paling indah
dia rasakan dengan tubuh yang terikat. Beberapa saat kemudian kucabut
penisku dari dalam vaginanya."Plop!" terdengar suara dari lubang
vaginanya manakala penisku tercabut. "Akhh.." erangnya lagi merasakan
gesekan penisku meninggalkan liang vaginanya. Segera kukenakan
pakaianku. Sesaat kutatap mereka berdua. "Maaf.. Pak, Bu, saya tidak
bisa menahan diri," kataku sambil berlalu meninggalkan kamar itu. Di
tangga kudapati anak buahku mau menyusul aku. Mereka takut apa yang
terjadi padaku di atas. Setelah kubilang semuanya aman dan terkendali,
kami bergegas meninggalkan rumah itu dengan hasil yang paling besar
artinya sepanjang karirku merampok. Sesaat kami hendak meninggalkan
rumah itu, terdengar dari atas suara teriakan seorang perempuan.
"Rampookk..!"
Klik Gambar Untuk Mendownload Artikel : Rampook...Rampook...!!
Kamu Sedang Membaca Artikel Rampook...Rampook...!!.Jika Artikel ini Bermanfaat,Silahkan Copy Paste Artikel Ini,Tetapi Jangan Lupa Untuk Mencantumkan Link Sumbernya Seperti Ini: https://dewasaonly.blogspot.com/2012/08/rampookrampook.html,Atau Anda Bisa Mendownload Artikel Ini Dengan Cara Klik Gambar Diatas.Semoga Artikel Rampook...Rampook...!! Ini Bermanfaat,Salam Muhammad Ridho
Klik Gambar Untuk Mendownload Artikel : Rampook...Rampook...!!
2 komentar:
>>> VIDIO MESUM ARTIS TERBARU <<<
>>> VIDIO AMATIR BUKA CELANA DALAM ARTIS <<<
>>> TETE MONTOK DIGESEK KONTOL <<<
>>> MEKI LEMBAB DAN BASAH <<<
>>> KONTOL GEDE HITAM PEKAT <<<
>>> NANGIS MENJERIT SAAT DI ENTOT <<<
>>> KONTOL MAINAN DI MASUKI MEKI SEMPIT <<<
>>> BUDAK SMU DI GAULI RAME-RAME <<<
Bosan main poker sama ROBOT? Kapan untungnya?
Kini Hadir Game Terbaru ===>> GAME SAKONG
Mari.. bergabung bersama kami di ROYALQQ, main poker tanpa Robot 100% player vs player.
Deposit Minimum Rp. 15.000
www,royalqq,poker
Support Bank BCA, MANDIRI, BNI, BRI
add 2B68D666
Posting Komentar